Menghidupkan Sunnah, Menebar Hidayah

Hakikat UmurSesungguhnya tujuan hidup ini bukan untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum. Jika hanya untuk itu, maka kita tidak ada bedanya dengan binatang dan orang-orang kafir.

Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka Makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka.(QS. Muhammad: 12)

Akan tetapai tujuan hidup dan keberadaan kita beserta segala yang Allah ciptakan dan tundukkan untuk kita di bumi ini adalah agar kita beribadah kepada-Nya. Dunia ini adalah ladang untuk mengumpulkan bekal, mengumpulkan sebanyak mungkin amal kebaikan sebelum ajal tiba, mengumpulkan sebanyak mungkin pahala sebelum jatah umur kita habis.

Dan ketauhilah bahwasanya umur kita sangat pendek sekali, tidak sebagaimana umat-umat sebelum kita.

أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

 “Umur umatku berkisar antara 60 hingga 70 tahun, dan sangat sedikit sekali yang melebihi usia itu” (HR. At tirmidzi dishahihkan oleh syaikh al-albani)

Umur manusia yang hakiki

Umur manusia adalah lama hidupnya. Namun, umur yang hakiki adalah waktu yang digunakan dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala. Waktu yang digunakan dalam ketaatan inilah umur sebenarnya. Oleh karena itu, kebaikan dan ketaatan akan menambah umurnya yang sebenarnya dan yang selain itu tidaklah menambah umurnya. Dan standar kebaikan bukanlah terletak pada panjang atau pendeknya umur seseorang, tetapi kebaikan itu adalah bagaimana seseorang memanfaatnya umurnya untuk berbuat ketaatan kepada Allah Ta’ala, sebagaimana hadits dari ‘Abdurrahman bin Abi Bakroh, dari ayahnya Abu Bakroh bahwa ada seseorang yang bertanya pada Rasulullah,

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ « مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ ». قَالَ فَأَىُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ « مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ »

“Wahai Rasulullah, manusia mana yang dikatakan baik?” Beliau menjawab, “Yang panjang umurnya namun baik amalnya.” Lalu manusia mana yang dikatakan jelek?”, tanya laki-laki tadi. Beliau menjawab, “Yang panjang umurnya namun jelek amalnya.” (HR. Tirmidzi no. 2330, beliau katakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani berkata bahwa hadits ini shahih lighoirihi).

Jika seorang hamba berpaling dari Allah dan gemar melakukan maksiat, maka dia berarti telah menyia-nyiakan umurnya. Atau bisa dikatakan bahwa dia telah mengurangi jatah umur yang diberikan kepadanya yang seharusnya dia manfaatkan untuk mengumpulkan kebaikan.

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

“Ketahuilah bahwa maksiat dapat mengurangi umur dan pasti dapat pula mengurangi keberkahannya, sebagaimana pula amalan kebaikan dapat menambah umur. Itulah perbuatan dosa dapat mengurangi umur.”

Penulis: Muhammad Ilyas, S.Kom.

—-

Artikel ELSUNNAH.wordpress.com

Silakan like FB Fans Page ELSUNNAH

iklan2

Tinggalkan komentar

Awan Tag